Ekspedisi Danau Laut Tinggal-MPALH UNP
Danau Laut Tinggal (1.590 mdpl) adalah danau yang terletak di Bt. Malintang, di Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. secara geografis danau ini terletak pada koordinat 0° 28’ 28” N-99° 40’ 10” E.
Dari informasi masyarakat di desa Sitabu dan penelitian yang dilakukan Tidak ada makhluk hidup yang mendiami danau yang berwarna hijau tosca ini seperti ikan dan hewan air lainnya, belum ada penelitian lebih lanjut tentang tidak adanya hewan yang mendiami danau ini.
Dari informasi masyarakat di desa Sitabu dan penelitian yang dilakukan Tidak ada makhluk hidup yang mendiami danau yang berwarna hijau tosca ini seperti ikan dan hewan air lainnya, belum ada penelitian lebih lanjut tentang tidak adanya hewan yang mendiami danau ini.
Jalur pendakian menuju Danau Laut Tinggal ini masih memliki hutan hujan tropis yang cukup rapat dan asri. Dengan Masih terjaganya ekosistem sehingga tidak menutup kemungkinan para pendaki akan menemui berbagai jenis fauna seperti kambing hutan, rusa, kijang, babi, reptil dan harimau.
di awal perjalanan pendaki akan masih melewati perkebunan dari masyarakat Desa Sitabu.
di awal perjalanan pendaki akan masih melewati perkebunan dari masyarakat Desa Sitabu.
Danau Laut Tinggal ini jalur pendakiannya dimulai dari ketinggian sekitar 400 mdpl hingga ketinggian 1.900 mdpl dan harus turun menuju danau dengan ketinggian 1.590 mdpl.
Sebelum melakukan pendakian ke Danau Laut Tinggal para pendaki harus melapor terlebih dahulu ke Polsek Gunung Tuleh untuk dilakukan pendataan oleh pihak kepolisian.
Akses terakhir yang bisa dijangkau oleh pendaki sebelum melakukan pendakian menuju Danau Laut Tinggal adalah Desa Sitabu, dikarenakan belum adanya pos resmi disarankan para pendaki agar terlebih dahulu melapor ke kepala jorong sitabu untuk dilakukan pendataan yang dirasa perlu untuk keselamatan bersama.
Bagi para penggiat alam bebas yang ingin melakukan pendakian ke Danau Laut Tinggal namun belum memiliki pengetahuan tentang navigasi, sangat disarankan menggunakan jasa guide/pemandu.
Sebelum melakukan pendakian ke Danau Laut Tinggal para pendaki harus melapor terlebih dahulu ke Polsek Gunung Tuleh untuk dilakukan pendataan oleh pihak kepolisian.
Akses terakhir yang bisa dijangkau oleh pendaki sebelum melakukan pendakian menuju Danau Laut Tinggal adalah Desa Sitabu, dikarenakan belum adanya pos resmi disarankan para pendaki agar terlebih dahulu melapor ke kepala jorong sitabu untuk dilakukan pendataan yang dirasa perlu untuk keselamatan bersama.
Bagi para penggiat alam bebas yang ingin melakukan pendakian ke Danau Laut Tinggal namun belum memiliki pengetahuan tentang navigasi, sangat disarankan menggunakan jasa guide/pemandu.
Akses Transportasi
Dari kota Padang menuju kabupaten Pasaman Barat dapat dilalui dengan jalur darat dengan waktu tempuh sekitar 4-5 jam jika menggunakan motor. selain itu untuk menuju kabupaten Pasaman Barat juga bisa menggunakan angkutan umum berupa bus dengan biaya Rp 50.000/ Orang dengan waktu tempuh 5-6 jam. Untuk angkutan umum hanya bisa sampai simpang Paraman Ampalu, setelah nya bisa menggunakan angkutan warga desa setempat untuk mencapai Sitabu. dikarenakan jalur menuju desa ini cukup berat berupa tanjakan dan turunan tajam
Disarankan untuk pengguna sepeda motor juga sangat berhati-hati ketika melewati jalan ini.
Rute Tracking
Sitabu-Simpang Lolo (+- 9km)
Estimasi waktu perjalanan dari Sitabu menuju Simpang Lolo sekitar 5-7 jam, disini para pendaki masih menemukan jalan setapak yang jelas. Apabila telah sore para pendaki disarankan agar camp di kampung Simpang Lolo yang merupakan kampung tertinggal yang masih dihuni oleh 2 keluarga dengan mata pencarian bertani, dan akan melihat bagaimana proses pengolahan nilam. Di Simpang Lolo juga akan ditemukan kuburan raja.
Simpang Lolo-Aek Simarian (+- 3km)
Perjalanan menuju Aek Simarian akan memakan waktu sekitar 1-2 jam, dengan jalur menyisir sungai diharapkan untuk selalu waspada terhadap debit air sungai yang bisa sewaktu-waktu membesar, sangat tidak disarankan para pendaki melewatinya disaat musim hujan.
Aek Simarian juga merupakan sebuah kampung tertinggal yang sekarang hanya dihuni oleh 1 keluarga yang bermata pencarian sebagai petani, rumah-rumah kayu yang telah ditinggalkan cukup eksotis ditengah hutan.
Aek Simarian-Air Panas Sosopan (+- 3km)
Estimasi waktu menuju air panas sekitar 1-2 jam, dengar jalur yang masih menyisir sungai dan diharapkan kewaspadaan dari para pendaki disaat melewati jalur ini.
Ketika hampir sampai ke air panas akan tercium bau belerang yang dibawa arus air sungai.
Di air panas ini telah ada pondok yang cukup besar, dan bisa dijadikan untuk tempat peristirahatan sambil berendam air panas sebelum melanjutkan perjalanan.
Air Panas Sosopan-Danau Laut Tinggal
(+- 7km)
Estimasi waktu untuk sampai di danau sekitar 7-8 jam, pendaki akan mulai menaiki tanjakan yang cukup terjal dan menguras tenaga, karena hutan yang masih asri dan ekosistem yang cukup terjaga di jalur pendakian masih kerap ditemukan jejak binatang buas disini disarankan para pendaki agar tetap waspada.
Setelah mencapai puncak dengan ketinggian sekitar 1.940 mdpl yang ditandai dengan vegetasi hutan lumut, untuk menuju danau para pendaki akan menuruni turunan yang terjal dan diharapkan sangat berhati-hati dalam melewati jalur ini, disepanjang perjalanan turun para pendaki akan melihat danau berwarna hijau tosca yang terlihat samar-samar dibalik kayu-kayu yang lebat.
Sebelum memulai pendakian menuju Danau Laut Tinggal terlebih dahulu persiapkan fisik dan mental kawan-kawan.
SALAM LESTARIII....
Expeditors: - Alfin Karem
- Dhiva Julian Yusyaf
- Muhammad Riyadh fatwa
- Nisfu Novian Deka
- Rahmat Rayhan
Pendamping: Rafika Efendi
Disarankan untuk pengguna sepeda motor juga sangat berhati-hati ketika melewati jalan ini.
Rute Tracking
Sitabu-Simpang Lolo (+- 9km)
Estimasi waktu perjalanan dari Sitabu menuju Simpang Lolo sekitar 5-7 jam, disini para pendaki masih menemukan jalan setapak yang jelas. Apabila telah sore para pendaki disarankan agar camp di kampung Simpang Lolo yang merupakan kampung tertinggal yang masih dihuni oleh 2 keluarga dengan mata pencarian bertani, dan akan melihat bagaimana proses pengolahan nilam. Di Simpang Lolo juga akan ditemukan kuburan raja.
Simpang Lolo-Aek Simarian (+- 3km)
Perjalanan menuju Aek Simarian akan memakan waktu sekitar 1-2 jam, dengan jalur menyisir sungai diharapkan untuk selalu waspada terhadap debit air sungai yang bisa sewaktu-waktu membesar, sangat tidak disarankan para pendaki melewatinya disaat musim hujan.
Aek Simarian juga merupakan sebuah kampung tertinggal yang sekarang hanya dihuni oleh 1 keluarga yang bermata pencarian sebagai petani, rumah-rumah kayu yang telah ditinggalkan cukup eksotis ditengah hutan.
Aek Simarian-Air Panas Sosopan (+- 3km)
Estimasi waktu menuju air panas sekitar 1-2 jam, dengar jalur yang masih menyisir sungai dan diharapkan kewaspadaan dari para pendaki disaat melewati jalur ini.
Ketika hampir sampai ke air panas akan tercium bau belerang yang dibawa arus air sungai.
Di air panas ini telah ada pondok yang cukup besar, dan bisa dijadikan untuk tempat peristirahatan sambil berendam air panas sebelum melanjutkan perjalanan.
Air Panas Sosopan-Danau Laut Tinggal
(+- 7km)
Estimasi waktu untuk sampai di danau sekitar 7-8 jam, pendaki akan mulai menaiki tanjakan yang cukup terjal dan menguras tenaga, karena hutan yang masih asri dan ekosistem yang cukup terjaga di jalur pendakian masih kerap ditemukan jejak binatang buas disini disarankan para pendaki agar tetap waspada.
Setelah mencapai puncak dengan ketinggian sekitar 1.940 mdpl yang ditandai dengan vegetasi hutan lumut, untuk menuju danau para pendaki akan menuruni turunan yang terjal dan diharapkan sangat berhati-hati dalam melewati jalur ini, disepanjang perjalanan turun para pendaki akan melihat danau berwarna hijau tosca yang terlihat samar-samar dibalik kayu-kayu yang lebat.
Ketika perjalanan menuju danau para pendaki harus memanajemen air dikarenakan cukup sulit menemukan sumber air dijalur ini dan tidak disarankan para pendaki untuk meminum air danau tersebut. karena menurut penelitian oleh beberapa pendaki terdahulu memberi sedikit bukti bahwa danau ini merupakan danau vulkanik. Buktinya air danau ini mengandung sulfur yang berbahaya bagi tubuh, dan sumber mata air panas di kaki gunung membuktikan adanya aktivitas vulkanik di dalam perut gunung.
Ketika sampai di danau para pendaki bisa menggunakan air yang mengalir dari arah puncak dan bermuara di danau untuk dikonsumsi.Sebelum memulai pendakian menuju Danau Laut Tinggal terlebih dahulu persiapkan fisik dan mental kawan-kawan.
SALAM LESTARIII....
Expeditors: - Alfin Karem
- Dhiva Julian Yusyaf
- Muhammad Riyadh fatwa
- Nisfu Novian Deka
- Rahmat Rayhan
Pendamping: Rafika Efendi